Tuesday, December 17, 2013
~ scratch my idea ~: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KAMERA
~ scratch my idea ~: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KAMERA: Sebelum saya menjelaskan tentang perkembangan kamera ,kita perlu tau apa itu pengertian kamera . Kamera adalah alat paling populer dalam ak...
Thursday, February 28, 2013
Narative Text and Questions
A
TOUCH OF GOLD
King
Midas was a very wealthy king. His hobby was collecting gold. From the time he
got up in the morning to the time he went to bed, he would count his gold.
One
morning, as he was sitting alone the garden, Dionysus, the good of wine, come
to him and said, “Midas, I grant you a touch of gold. Whatever you touch, it
will turn into gold. Be careful, what you think will bring you the most
happiness might cause you the greatest grief”.
Midas
was very happy. He didn’t heed Dionysus’s warning. He touched a tree, and it
turned to gold. He touched his palace, and turned to gold midas danced
joyfully.
Suddenly,
he realized that couldn’t eat because when he touched the food, it turned to
gold. He was very hungry and the worst thing happened when his daughter ran to
him crying and complained that all the flowers in the garden had turned to
gold. When Midas touched his beloved daughter , she turned to gold. He was
extremely unhappy.
Finally,
Midas when back to Dionysus and said, “Please take back your gift. I no longer
when the golden touch. I realized thatnwealth does not always bring happiness.”
Dionysus
laughed,”I see that you have changed. Go and bathe in the river of Poctulus.
The spell will be undone and you woe will be gone.”
Kind
Midas was be relieved and happy. After he took a bathe, he rushed into his
palace. He poured the water to his daughter and she came back to life.
Questions
1. What
is the communicative purpose of the text ?
2. What
is the text about ?
3. “
Be careful, what you think will bring you
the most happiness might cause you the greatest grief. ” (paragraph
2). The underlined word has similar meaning to ….
4. “
Kind Midas was relived and happy.
” the underlined word means ….
5. What
can you learn from the text about ?
6. “
He didn’t heed Dionysus’s warning. ”
the underlined word means ….
7. “
The spell will be undone and you
woe will be gone. ” The underlined word means ….
8. “
The spell will be undone and you woe
will be gone. ” The underlined word means ….
Narative Text
EDELWEISS
Long
time ago , there was a handsome young man who wanted to climb the Alp Mountain.
The mountain was so cold and covered with thick snow. People said that
beautiful fairy lived in that mountain.
The
young man wanted to meet the fairy. He also wanted to see the beautiful palace
made of ice. Many people tried to clib the mountain but all of them gave up
before they met the fairy and some others could not stand the cold.
This
young man was different. He could climb the mountain and did not give up. He
climbed and climbed for the whole week. The weather was so cold, but he kept
climbing to the fairy’s palace.
He
finally met the beautiful fairy, and they fell in love with each other
immediately. But the fairy was not happy.
“
We can’t live together. My father would not allow me to marry a man”, said the
fairy.
“
Why not?” asked the young man.
“
Because we lived in two different worlds. I can’t stay in your world because it
is too hot and you can’t stay in my palace because it is too cold, I am afraid
you will die”, explain the fairy.
Therefore,
they had to separate. Since that day, the young man promised to himself that he
would not marry anyone. The beautiful fairy was so sad that she cried every
day. Every time her tears flowed down on the mountain, it became a beautiful
white flower called adelweiss.
Questions
1.
Where did the
story take place ?
2.
Who are the main
characters of the story ?
3.
Why did many
people climb the mountain ?
4.
“Therefore, they
had to separate.” (last paragraph)
The
synonym of the underlined word is ….
5.
What happened if
the young man lived in the fairy’s palace ?
6.
According to the
story, the adelweiss was made of …..
7.
“He could clim the mountain and did not give
up” what does the underlined word mean ?
8.
What does the
third paragraph tell you about ?
9. “
I can’t stay in your world because it
is too hot … ” (line 14). What does the underlined word refer to ?
10. What
can you learn from the text ?
Wednesday, February 27, 2013
Pangeran Kodokkkkkkk
Pangeran
Kodok
Pada
jaman dahulu kala, ketika saat itu dengan mengharapkan sesuatu, hal itu dapat
terwujud, ada seorang Raja yang mempunyai putri-putri yang sangat cantik
jelita, dan putrinya yang termuda begitu cantiknya sehingga matahari sendiri
yang melihat kecantikan putri termuda itu menjadi ragu-ragu untuk bersinar. Di
dekat istana tersebut terletak hutan kayu yang gelap dan rimbun, dan di hutan
tersebut, di bawah sebuah pohon tua yang mempunyai daun-daun berbentuk hati,
terletak sebuah sumur; dan ketika cuaca panas, putri Raja yang termuda
sering ke hutan tersebut untuk duduk di tepi sumur yang dingin, dan jika waktu
terasa panjang dan membosankan, dia akan mengeluarkan bola yang terbuat dari
emas, melemparkannya ke atas dan menangkapnya kembali, hal ini menjadi hiburan
putri raja untuk melewatkan waktu.
Suatu
ketika, bola emas itu dimainkan dan dilempar-lemparkan keatas, bola emas itu tergelincir
dari tangan putri Raja dan terjatuh di tanah dekat sumur lalu terguling masuk
ke dalam sumur tersebut. Mata putri raja hanya bisa memandangi bola tersebut
meluncur kedalam sumur yang dalam, begitu dalamnya hingga dasar sumur tidak
kelihatan lagi. Putri raja tersebut mulai menangis, dan terus menangis
seolah-olah tidak ada hyang bisa menghiburnya lagi. Di tengah-tengah
tangisannya dia mendengarkan satu suara yang berkata kepadanya,
"Apa
yang membuat kamu begitu sedih, sang Putri? air matamu dapat melelehkan hati
yang terbuat dari batu."
Dan
ketika putri raja tersebut melihat darimana sumber suara tersebut berasal,
tidak ada seseorangpun yang kelihatan, hanya seekor kodok yang menjulurkan
kepala besarnya yang jelek keluar dari air.
"Oh,
kamukah yang berbicara?" kata sang putri; "Saya menangis karena bola
emas saya tergelincir dan jatuh kedalam sumur."
"Jangan
kuatir, jangan menangis," jawab sang kodok, "Saya bisa menolong kamu;
tetapi apa yang bisa kamu berikan kepada saya apabila saya dapat mengambil bola
emas tersebut?"
"Apapun
yang kamu inginkan," katanya; "pakaian, mutiara dan
perhiasan manapun yang kamu mau, ataupun mahkota emas yang saya pakai
ini."
"Pakaian,
mutiara, perhiasan dan mahkota emas mu bukanlah untuk saya," jawab sang
kodok; "Bila saja kamu menyukaiku, dan menganggap saya sebagai teman
bermain, dan membiarkan saya duduk di mejamu, dan makan dari piringmu, dan
minum dari gelasmu, dan tidur di ranjangmu, - jika kamu berjanji akan melakukan
semua ini, saya akan menyelam ke bawah sumur dan mengambilkan bola emas
tersebut untuk kamu."
"Ya
tentu," jawab sang putri raja; "Saya berjanji akan melakukan semua
yang kamu minta jika kamu mau mengambilkan bola emas ku."
Tetapi putri
raja tersebut berpikir, "Omong kosong apa yang dikatakan oleh kodok
ini! seolah-olah sang kodok ini bisa melakukan apa yang dimintanya selain
berkoak-koak dengan kodok lain, bagaimana dia bisa menjadi pendamping
seseorang."
Tetapi
kodok tersebut, begitu mendengar sang putri mengucapkan janjinya, menarik
kepalanya masuk kembali ke dalam ari dan mulai menyelam turu, setelah beberapa
saat dia kembali kepermukaan dengan bola emas pada mulutnya dan melemparkannya
ke atas rumput.
Putri
raja menjadi sangat senang melihat mainannya kembali, dan dia mengambilnya
dengan cepat dan lari menjauh.
"Berhenti,
berhenti!" teriak sang kodok; "bawalah aku pergi juga, saya tidak
dapat lari secepat kamu!"
Tetapi
hal itu tidak berguna karena sang putri itu tidak mau mendengarkannya dan
mempercepat larinya pulang ke rumah, dan dengan cepat melupakan kejadian dengan
sang kodok, yang masuk kembali ke dalam sumur.
Hari
berikutnya, ketika putri Raja sedang duduk di meja makan dan makan bersama Raja
dan menteri-menterinya di piring emasnya, terdengar suara sesuatu yang
meloncat-loncat di tangga, dan kemudian terdengar suara ketukan di pintu dan
sebuah suara yang berkata "Putri raja yang termuda, biarkanlah saya
masuk!"
Putri
Raja yang termuda itu kemudian berjalan ke pintu dan membuka pintu tersebut,
ketika dia melihat seekor kodok yang duduk di luar, dia menutup pintu tersebut
kembali dengan cepat dan tergesa-gesa duduk kembali di kursinya dengan perasaan
gelisah. Raja yang menyadari perubahan tersebut berkata,
"Anakku,
apa yang kamu takutkan? apakah ada raksasa berdiri di luar pintu dan siap untuk
membawa kamu pergi?"
"Oh..
tidak," jawabnya; "tidak ada raksasa, hanya kodok jelek."
"Dan
apa yang kodok itu minta?" tanya sang Raja.
"Oh
papa," jawabnya, "ketika saya sedang duduk di sumur kemarin dan
bermain dengan bola emas, bola tersebut tergelincir jatuh ke dalam sumur, dan
ketika saya menangis karena kehilangan bola emas itu, seekor kodok datang dan
berjanji untuk mengambilkan bola tersebut dengan syarat bahwa saya akan
membiarkannya menemaniku, tetapi saya berpikir bahwa dia tidak mungkin
meninggalkan air dan mendatangiku; sekarang dia berada di luar pintu, dan ingin
datang kepadaku."
Dan
kemudian mereka semua mendengar kembali ketukan kedua di pintu dan berkata,
"Putri
Raja yang termuda, bukalah pintu untuk saya!, Apa yang pernah kamu janjikan
kepadaku? Putri Raja yang termuda, bukalah pintu untukku!"
"Apa
yang pernah kamu janjikan harus kamu penuhi," kata sang Raja;
"sekarang biarkanlah dia masuk."
Ketika
dia membuka pintu, kodok tersebut melompat masuk, mengikutinya terus hingga
putri tersebut duduk kembali di kursinya. Kemudian dia berhenti dan memohon,
"Angkatlah saya supaya saya bisa duduk denganmu."
Tetapi
putri Raja tidak memperdulikan kodok tersebut sampai sang Raja memerintahkannya
kembali. Ketika sang kodok sudah duduk di kursi, dia meminta agar dia dinaikkan
di atas meja, dan disana dia berkata lagi,
"Sekarang bisakah kamu menarik piring makanmu
lebih dekat, agar kita bisa makan bersama."
Dan putri Raja tersebut melakukan apa yang diminta
oleh sang kodok, tetapi semua dapat melihat bahwa putri tersebut hanya terpaksa
melakukannya.
"Saya merasa cukup sekarang," kata sang
kodok pada akhirnya, "dan saya merasa sangat lelah, kamu harus membawa
saya ke kamarmu, saya akan tidur di ranjangmu."
Kemudian putri Raja tersebut mulai menangis
membayangkan kodok yang dingin tersebut tidur di tempat tidurnya yang bersih.
Sekarang sang Raja dengan marah berkata kepada putrinya,
"Kamu adalah putri Raja dan apa yang kamu
janjikan harus kamu penuhi."
Sekarang putri Raja mengangkat kodok tersebut dengan
tangannya, membawanya ke kamarnya di lantai atas dan menaruhnya di sudut kamar,
dan ketika sang putri mulai berbaring untuk tidur, kodok tersebut datang dan
berkata, "Saya sekarang lelah dan ingin tidur seperti kamu, angkatlah saya
keatas ranjangmu, atau saya akan melaporkannya kepada ayahmu."
Putri raja tersebut menjadi sangat marah, mengangkat
kodok tersebut keatas dan melemparkannya ke dinding sambil menangis,
"Diamlah kamu kodok jelek!"
Tetapi ketika kodok tersebut jatuh ke lantai, dia
berubah dari kodok menjadi seseorang pangeran yang sangat tampan. Saat itu juga
pangeran tersebut menceritakan semua kejadian yang dialami, bagaimana seorang
penyihir telah membuat kutukan kepada pangeran tersebut, dan tidak ada yang
bisa melepaskan kutukan tersebut kecuali sang putri yang telah di takdirkan
untuk bersama-sama memerintah di kerajaannya.
Dengan
persetujuan Raja, mereka berdua dinikahkan dan saat itu datanglah sebuah kereta
kencana yang ditarik oleh delapan ekor kuda dan diiringi oleh Henry pelayan
setia sang Pangeran untuk membawa sang Putri dan sang Pangeran ke kerajaannya
sendiri. Ketika kereta tersebut mulai berjalan membawa keduanya, sang Pangeran
mendengarkan suara seperti ada yang patah di belakang kereta. Saat itu sang
Pangeran langsung berkata kepada Henry pelayan setia, "Henry, roda kereta
mungkin patah!", tetapi Henry menjawab, "Roda kereta tidak patah,
hanya ikatan rantai yang mengikat hatiku yang patah, akhirnya saya bisa
terbebas dari ikatan ini".
Ternyata Henry pelayan setia telah mengikat hatinya
dengan rantai saat sang Pangeran dikutuk menjadi kodok agar dapat ikut
merasakan penderitaan yang dialami oleh sang Pangeran, dan sekarang rantai
tersebut telah terputus karena hatinya sangat berbahagia melihat sang Pangeran
terbebas dari kutukan.
Subscribe to:
Posts (Atom)